Uncategorized

Guru Besar Muhammadiyah Perlu Memiliki Pandangan yang Teguh Menyelidiki Masa Depan Pendidikan

Guru Besar Muhammadiyah Perlu Memiliki Pandangan yang Teguh Menyelidiki Masa Depan Pendidikan

Sebagai pemimpin, terutama sebagai kepala sekolah, memiliki tanggungjawab yang besar untuk memimpin perubahan positif. Menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas. Maka, seorang ketua sekolah perlu memiliki pandangan yang tegas ke depan.

Kata Anwar pada hari Kamis (22/8) dalam acara Forum Pendidikan Khusus Pimpinan Daerah Muhammadiyah (Diksuspala) Region 3 yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) serta Pendidikan Nonformal (PNF) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah adalah, “Menjaga diri dari tindakan yang telah dilakukan di masa lalu.”

Anwar emphasizes that the future is in the digital era and artificial intelligence (AI). Menurut kepala sekolah, dia harus bisa menghadirkan masa depan ke dalam kelas saat ini, dan mengenalkan siswa pada teknologi tanpa merugikan keyakinan, kepatuhan, dan perilaku baik mereka.

Menurut Anwar, tanggung jawab besar kepala sekolah adalah mengubah pikiran civitas akademika dari pola pikir yang tidak mendukung perubahan menjadi pola pikir yang mendukung perubahan yang lebih baik, baik dari segi dunia maupun akhirat.

Di samping itu, beliau juga menekankan keseriusan dalam kunjungi memajukan pemikiran pelajar dari sekadar mentaliti pekerja menjadi mentaliti usahawan atau paling tidak mentaliti intrapreneur yang diilhami oleh prinsip-prinsip Islam. Oleh sebab itu, kepala sekolah yang diperlukan ialah individu yang cakap, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, dan berbudi pekerti mulia.

Beberapa sifat-sifat kepala sekolah yang berkesan yang disebutkan Anwar adalah memiliki pandangan yang tegas tentang masa depan pendidikan, dapat mengamankan pengajaran berjalan dengan lancar, menggunakan waktu dengan bijak, dan dapat menciptakan suasana sekolah yang cantik, nyaman, dan selamat.

Di samping itu, pimpinan sekolah juga diharapkan bisa mengumpulkan sumber daya, baik dari dalam maupun luar sekolah, serta berani membentuk unit-unit usaha untuk meningkatkan kesejahteraan semua anggota sekolah.

Jadi, sekolah yang dipimpinnya akan semakin maju dan memberikan manfaat kepada semua pihak yang terlibat,” tutup Anwar.

Fajar berharap, melalui hasil risetnya bersama Prof. dapat. Karya Abdul Mu’ti yang terbit tahun 2009 ini dapat mengilustrasikan peran penting Persyarikatan Muhammadiyah dalam membangun toleransi di Indonesia.

Ini adalah sumbangan nyata dari Persyarikatan Muhammadiyah dalam membentuk generasi Indonesia yang lebih toleran dan inklusif,” katanya.

Selaku dipahami, institusi-institusi pendidikan Muhammadiyah terutama di wilayah Timur Indonesia siswanya didominasi oleh saudara sebangsa yang berbeda agama, bahkan di beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah lebih dari 80 persen mahasiswanya adalah non-muslim.

Kedatangan Muhammadiyah di segala penjuru tanah air melalui badan pendidikan ialah tindakan konkret Muhammadiyah memajukan Indonesia yang lebih pesat, inklusif, dan toleran.

Sementara itu, editor buku, Haz Algebra, telah menyoroti betapa pentingnya data empiris yang menjadi fokus utama dalam karya ini.

Kelebihan sastera ini terletak pada penyampaian data-data empiris yang amat berguna, terutama dalam bidang saintifik. Saya ingin buku ini dapat lebih mengeksplorasi asal-usul pemikiran K.H. Mbah Ahmad Dahlan mengenai pluralisme,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *