Uncategorized

Disajikan dengan kontrak dalam bahasa Cina

Disajikan dengan kontrak dalam bahasa Cina

Korban lainnya, TM, menceritakan kepada temannya, Dita Putri, bahwa dirinya diminta menandatangani kontrak kerja dalam bahasa Mandarin. “Tidak banyak yang bisa dikatakan tentang perusahaan ini,” katanya.
Saat ini Dita masih kesulitan menghubungi TM lagi dan menduga pasangannya masih disandera.
Kondisinya kurang prima karena kakinya bengkak usai dihukum lari di lapangan dan kurang tidur, kata Dita.
Suatu hari, TM mengatakan ponselnya disita dan digeledah. WNI yang ditawan hanya mempunyai akses terhadap alat komunikasi tersebut selama dua jam setiap dua minggu.
“Jaringan penipuan online TPPO semakin meluas”

Kementerian Luar Negeri mencatat kasus WNI yang menjadi korban sindikat penipuan online di kawasan Asia Tenggara meningkat dalam tiga tahun terakhir.
Pada bulan ini, sekitar 30 WNI ditarik dan dipulangkan ke rumah mereka setelah diduga menjadi korban perdagangan manusia di Vietnam.
Menurut otoritas setempat, ini adalah kasus pertama yang melibatkan banyak warga negara Indonesia.

“Mereka melarikan diri bersama-sama dan meninggalkan negara tempat mereka ditahan oleh sindikat penipuan,” demikian klik disini laporan Kementerian Luar Negeri RI. Alih-alih menerima gaji tinggi seperti yang dijanjikan perusahaan, puluhan WNI tersebut malah “dilatih untuk melakukan penipuan berkedok call center yang mengatasnamakan kantor atau lembaga di Indonesia.”

Tahun lalu, sedikitnya 413 WNI dipulangkan secara bertahap dari Kamboja.
Tertarik dengan gaji yang tinggi serta perumahan dan makanan yang melimpah, ratusan warga negara Indonesia pun akhirnya memanfaatkan hal tersebut. Mereka dipekerjakan sebagai penipu online untuk menawarkan investasi palsu.
Kemudian, pada Juni 2022, 15 WNI berhasil diselamatkan dan dipulangkan ke tanah air setelah tertipu tawaran pekerjaan bergaji tinggi di Laos.
Berdasarkan pemeriksaan, puluhan WNI menjadi korban eksploitasi dan intimidasi hingga mengalami tekanan mental setelah dipaksa bekerja 15 jam sehari. Mereka juga diancam akan dijual ke perusahaan lain untuk menjadi pekerja seks jika tidak memenuhi target penjualan investasi palsu tersebut.
“Tebarkan Jaring Lebar”

Persatuan Pekerja Migran Indonesia (SBMI) mencatat TPPO melalui sindikat penipuan online ini mulai terungkap pada tahun 2019. Saat itu, puluhan WNI mengaku menjadi korban perdagangan manusia di Kamboja.
Hal ini sudah terjadi sejak tahun 2019 dan 2020, kata Sekretaris Jenderal SBMI Bobi Anwar Ma’arif kepada BBC News Indonesia, Jumat (28/04).

Bobi juga mengakui, kasus tarik-menarik gaji dalam jumlah besar melalui media sosial semakin marak belakangan ini dan kemungkinan besar dilindungi oleh aparat keamanan dan pengusaha besar. Bobi mengatakan, hal itu berdasarkan kasus pencegahan 212 WNI yang akan berangkat ke Kamboja pada Agustus 2022. Mereka akan diangkut dengan pesawat pesanan khusus.
“Dia malah mencarter pesawat dari Medan ke Kamboja… Artinya mafianya besar lagi,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *