Ministry of Education and Culture (Indonesia)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (disingkat Kemendikbud) adalah kementerian pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat serta pengelolaan kebudayaan di lingkungan pemerintah Indonesia. Kementerian ini pernah mengalihkan tugas penyelenggaraan pendidikan tinggi pada masa pemerintahan pertama Kabinet Kerja Joko Widodo, saat urusan pendidikan tinggi dialihkan ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Kemudian pada masa jabatan keduanya, tugasnya dialihkan kembali ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berganti nama menjadi Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional. Kementerian ini awalnya bernama Kementerian Pengajaran, dan orang pertama yang menduduki jabatan menteri adalah Ki Hadjar Dewantara. Pada tanggal 9 April 2021, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui penggabungan kementerian ini dengan Kementerian Riset dan Teknologi menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sedangkan Badan Riset dan Inovasi Nasional dipisahkan menjadi lembaga pemerintah nonkementerian yang baru.[1]
Pada tanggal 13 April 2021, Ali Mochtar Ngabalin, juru bicara dan tenaga ahli profesional Deputi IV (Informasi dan Komunikasi Politik) Kantor Eksekutif Presiden Republik Indonesia, mengumumkan bahwa perombakan kedua akan dilakukan pada minggu kedua bulan April 2021.[2] Namun, karena berbagai alasan, perombakan kedua akhirnya diumumkan pada tanggal 28 April 2021. Tidak seperti biasanya perombakan https://aotabali2024.com/ terjadi di Indonesia, perombakan ini merupakan yang pertama kali terjadi yang tidak hanya merombak menteri, tetapi juga membubarkan lembaga kementerian di tengah masa jabatan. Dalam perombakan ini, Nadiem Makarim diangkat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang pertama. Dalam perombakan ini, sebagai konsekuensi penggabungan, kementerian ini bubar bersama dengan Kementerian Riset dan Teknologi.
Organization
Organisasi kementerian tersebut terdiri dari:
Kantor Wakil Menteri
Sekretariat Jenderal
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Inspektorat Jenderal
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Penasihat Khusus Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing
Penasihat Khusus Menteri Bidang Hubungan Pusat dan Daerah
Penasihat Khusus Menteri Bidang Pengembangan Karakter
Penasihat Khusus Menteri Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan
Pemilihan umum pada bulan Juni 1999 menghasilkan parlemen nasional, provinsi, dan daerah yang dipilih secara bebas untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat puluh tahun. Pada bulan Oktober 1999, MPR memilih seorang calon kompromi, Abdurrahman Wahid, sebagai presiden keempat negara itu, dan Megawati Sukarnoputri—putri Sukarno, presiden pertama negara itu—sebagai wakil presiden. Partai PDI-P milik Megawati telah memenangkan suara terbanyak (34%) dalam pemilihan umum, sementara Golkar, partai yang dominan selama era Soeharto, berada di urutan kedua (22%). Beberapa partai lain, sebagian besar partai Islam memenangkan suara yang cukup besar untuk duduk di DPR. Pemilihan umum demokratis selanjutnya diadakan pada tahun 2004 dan 2009.