Uncategorized

Siap-siap! RSUD/RSKD Jakarta Melakukan Inovasi Baru

Siap-siap! RSUD/RSKD Jakarta Melakukan Inovasi Baru

Rumah Sakit berfungsi sebagai salah satu pusat layanan kesehatan yang menyediakan layanan rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan kegawatdaruratan. Dengan tenaga medis yang kompeten, Rumah Sakit siap melayani masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatan mereka.

Provinsi DKI Jakarta memiliki 32 RSUD/RSKD yang tersebar di berbagai lokasi. Dalam waktu dekat, RSUD/RSKD Provinsi DKI Jakarta akan melaksanakan Transformasi Layanan Kesehatan, termasuk rebranding logo atau penjenamaan. Lalu, apa yang melatarbelakangi inisiatif ini?

“Sebagai bagian dari Transformasi Layanan Kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, kami berupaya untuk membangun kembali citra Rumah Sakit Umum Daerah (rebranding), sehingga seluruh RSUD/RSKD di DKI Jakarta memiliki identitas dan branding yang sama sebagai satu kesatuan di bawah Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta,” ungkap dr. Luigi, MPH, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Dokter yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur di RSUD Duren Sawit ini menambahkan bahwa Rumah Sakit yang berada dalam satu holding company dapat membantu masyarakat dalam mengenali identitas Rumah Sakit jaiswalhospitalkota.com tersebut. Dengan demikian, akan terbentuk persepsi bahwa kualitas pelayanan seragam di setiap Rumah Sakit. Hal ini telah terbukti di beberapa Rumah Sakit di Indonesia dan luar negeri yang memiliki Holding Company.

Diharapkan bahwa identitas baru Rumah Sakit di DKI Jakarta dapat mengubah pola pikir masyarakat, agar tidak hanya datang ke Rumah Sakit saat sakit, tetapi juga untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan mereka. Jadi, untuk sobat sehat semua, jangan lupa untuk selalu memeriksa kesehatan diri juga ya! [HMS]

Pada tahun 1939, Bekasi masih merupakan daerah terpencil dan bagian dari Karisedenan Jatinegara. Seorang tuan tanah merasa terpanggil untuk membantu sesamanya yang sakit, dengan membangun balai kesehatan berukuran 6 x 18 meter di atas tanah seluas 400 meter persegi yang ditujukan untuk kepentingan umum.

Pada tahun 1942, saat pendudukan Jepang, balai kesehatan ini mendapat perhatian dan dikembangkan menjadi Poliklinik Bekasi yang dipimpin oleh seorang patriot pejuang kemerdekaan bernama Bapak Jasman. Pada tahun 1945, poliklinik tersebut berfungsi sebagai basis perlengkapan P3K.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, instansi ini berubah status menjadi RS Pembantu, tepatnya pada tanggal 24 Juli 1946.

Pada tahun 1946, kepemimpinan berpindah kepada seorang juru rawat dari RS Pembantu Banjaran, Bapak S Wijaya. Di bawah kepemimpinannya, statusnya berubah menjadi RSU Kab. Bekasi dengan kapasitas 10 tempat tidur serta penambahan bangunan untuk perawat dan bidan.

Kemudian, pada tahun 1956, Bapak S Wijaya pensiun dan digantikan oleh Bapak H. Nadom Miadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *